Aku masih ingat saat pertama kali ku melihatnya. Aku ingat juga senyuman manisnya padaku walo waktu itu aku belum kenal dia. Gak lama kita saling kenalan. Ternyata dia enak juga di ajak ngomong, bisa nyambung gitu, sehingga akhirnya kita jadi teman dekat. Waktu kenal, kita sama-sama punya kekasih. Dia orang Bugis yang punya pacar orang Jawa, sedangkan aku yang orang Jawa pacaran sama cowok Banjar.
Dan karena kedekatan kita berdua, kita malah jadi bahan gosip teman-teman. Mereka ngira kita pacaran. Mereka gak peduli walo aku bilang kita sama-sama udah punya pacar. Mereka pikir, sebelum "janur kuning melengkung", kita masih sama-sama bebas, masih milik umum. (Enak aja!!! masa aku dibilang milik umum? Sebelum aku jadi istri seorang pria, cuma Ibu kan yang bisa memilikiku??? hehehe...)
Untung kita sama-sama cuek menanggapi gosip itu. Aku tau lah kalo mereka cuma godain aja.
Satu bulan sejak aku kenal dan dekat sama dia, aku putusin cowokku. (Sory, aku gak bisa cerita penyebabnya ya karena aku gak mau menceritakan hubungan yang gak sukses). Putusnya hubunganku sama cowokku gak aku ceritain ke teman-teman karena aku khawatir mereka mikir aku putusin cowokku karena doi. Tapi tentu aku cerita ke doi kalo aku udah jomblo.
Aku gak tau entah kapan perasaan aneh ini muncul. Aku jadi merasa bahagia saat ketemu dan ngobrol sama doi. Akhirnya aku sadar aku punya perasaan sama doi tapi tentu saja aku harus simpan rapat-rapat di dalam hatiku yang terdalam. (Ceileh...sedalam apa ya buk?). Kalo perasaanku ini ketauan doi ato teman-teman, aku takut pertemanan aku dengan doi malah jadi kacau. Aku takut di anggap orang ketiga dalam hubungan doi dengan pacarnya.
Teman dekatku, yang sebelumnya gak aku kasih tau tentang perasaanku sama doi bilang sama aku kalo dia yakin doi jatuh cinta sama aku. Mana mungkin? Tentu aku gak bisa langsung percaya gitu aja. Selama kita berteman dekat, doi gak pernah nunjukin hal-hal yang spesial sama aku (itu yang aku rasa sie...)
Sampai akhirnya rahasia hati kita terbuka...
Sabtu malam itu, dia nemuin aku dan ngajak jalan. Akhirnya malam minggu itu aku habiskan waktuku sama dia. Awalnya biasa aja, kita ngobrol dan bercanda kayak sebelumnya, sampai akhirnya dia ngomongin perasaan kita. Ternyata dia udah membaca perasaanku sama dia. Sungguh aku malu, karena aku gak bisa sembunyikan perasaan yang harusnya bukan untuk dia. Tapi akhirnya aku bahagia... Ternyata benar dugaan temanku, doi juga punya perasaan sama aku.
Tapi tentu saja itu hanya sebuah keterbukaan aja, tanpa ada kelanjutan...
Memang sejak kita saling terbuka, hubungan kita sempet makin deket walo masih tanpa status yang jelas.
Sejak awal aku tau dia masih punya pacar, aku gak mungkin jadi orang ketiga. Aku gak mau merusak hubungan doi sama pacarnya. Apalagi aku tau hubungan mereka udah lama berjalan dan sangat serius. Aku gak sampai hati dan emang gak pernah ada niat untuk menghancurkan hubungan mereka.
Kini aku merasa hubunganku sama doi jadi terasa hambar (kayak sayur tanpa garam...)
Kita terpaksa harus saling menjaga jarak. Dia gak mau perasaannya benar-benar terpecah untuk pacarnya dan aku. Sedang aku juga gak mau perasaanku makin dalam sama dia. Karena jujur, aku juga bisa cemburu kalo dia cerita tentang pacarnya.
Sekarang aku bingung, apa yang harus aku lakukan saat ketemu dia?
Karena sampai saat ini aku masih menyimpan perasaan untuknya.
0 komentar:
Posting Komentar